MAKALAH
PENDIDIKAN
AGAMA ISLAM
PENDIDIKAN ISLAM
Makalah
ini dibuat guna memenuhi tugas salah satu mata kuliah umum di
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
Disusun oleh :
1. Zein Syahida Kusuma Putra ( 11520241002 )
1. Zein Syahida Kusuma Putra ( 11520241002 )
2. Anjar Rohmi ( 11520241014 )
3. Anis Khoirunisa ( 11520241038 )
PENDIDIKAN
TEKNIK INFORMATIKA 2011
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI YOGYAKARTA
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha sadar yang terus menerus
untuk mewujudkan manusia yang unggul dalam ilmu pengetahuan dan anggun sikap
moralnya adalah harapan kita bersama. Meyakini pendidikan sebagai usaha yang
paling mendasar dan strategis sebagai wahana penyiapan sumber daya manusia
(SDM) dalam pembangunan tentunya umat islam yang merupakan mayoritas penduduk
Indonesia harus bangkit dan memberikan kontribusi bagi bangsa ini. Setidaknya
ada beberapa hal yang menjadi pembenaran alasan di atas, yakni :
Pertama : dari segi ajaran
agama , Islam telah menempatkan penguasaan ilmu pengetahuan sebagai instrumen
untuk meraih keunggulan hidup. Pendapat semacam ini sangat ditaati oleh manusia
modern dewasa ini. Yaitu untuk meraih keunggulan kehidupan duniawi (the worldliness), sedang menurut Islam
lebih dari itu, yaitu bahwa penguasaan ilmu pengetahuan itu sebagai mediator
untuk menuju keunggulan dua kehidupan sekaligus, yaitu kehidupan duniawi dan
kehidupan ukhrowi (the life of here
–after). Gambaran ini amat jelas jikalau kita merujuk Sabda Nabi Muhammad
SAW :
“barang siapa yang ingin unggul di dunia, harus dengan ilmu, dan barang
siapa yang ingin unggul di akerat, harus dengan ilmu. Dan barang siapa yang
ingin ungul pada kedua-duanya, juga harus dengan ilmu”.
Bagi Islam, semua usaha seseorang di dunia
ini memiliki efek kumulatif, artinya apabila suatu usaha untuk menuntaskan
kepentingan duniawi ia juga memiliki akses pada kehidupan sesudah mati.
Demikian pula sebaliknya. Karenanya adalah sangat tidak berdasar kalau
menjadikan salah satu dari kehidupan ini menjadi kurang atau lebih penting.
Kedua
: dalam perkembangan sejarahnya, Islam telah cukup memberikan acuan dan
dorongan bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam analisis sejarah, diakui
bahwa sebagai faktor penyebab proses adopsi ilmu pengetahuan dalam dunia Islam
oleh dunia Barat adalah karena mereka melakukan gerakan penerjemahan
besar-besaran atas hasil kajian sarjana muslim. Atas dasar itu berubahlah peta
peradaban manusia, dimana sebelumnya Islam telah menguasai ilmu tetapi telah
bergeser pada barat. Dan faktor yang dapat dipetik dari sejarah tersebut adalah
faktor sumber daya manusia untuk mencapai keunggulan hidup, bahkan menjadi
penentu atas pergeseran peradaban dunia. Mari kita perhatikan Q.S. Al-Alaq ayat 1 - 5 :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang
menciptaka
|
Tafsir :
|
Dalam
hadis sahih riwayat Bukhari dinyatakan bahkan Nabi SAW. datang ke gua Hira'
suatu gua yang terletak di atas sebuah bukit di pinggir kota Mekah untuk
berkhalwat beberapa malam. Kemudian sekembali beliau pulang mengambil bekal
dari rumah istri beliau, Khadijah, datanglah jibril kepada beliau dan
menyuruhnya membaca.
Nabi menjawab: "Aku tidak bisa membaca" Jibril merangkulnya sehingga Nabi merasa sesak nafas. Jibril melepaskannya; sambil berkata: "Bacalah". Nabi menjawab: "Aku tidak bisa membaca". Lalu. dirangkulnya lagi dan dilepaskannya sambil berkata: "Bacalah". Nabi menjawab: "Aku tidak bisa membaca" sehingga Nabi merasa payah, maka Jibril membacakan ayat 1 sampai ayat 5 surah Al `Alaq Lalu Nabi SAW. dengan gemetar dan ketakutan pulang menemui istri beliau dan mengatakan: "Selimutilah aku! Selimutilah aku!". Nabi terus diselimuti sehingga hilanglah kegelisahannya. Lalu beliau menceritakan kepada Khadijah apa yang terjadi dan beliau menambahkan: "Aku sangat khawatir apa yang akan terjadi atas diriku" Khadijah berkata: "Tak usah khawatir; malah seharusnya engkau gembira; demi Allah, sekali-kali Tuhan tidak akan menyusahkanmu. Engkau menghubungkan silaturrahmi, berbicara benar. membantu orang-orang yang tidak mampu, menghormati tamu dan meringankan kesulitan-kesulitan penderita".
Kemudian Khadijah membawa Nabi SAW. menemui Waraqah bin Naufal (anak paman Khadijah). Waraqah bin Naufal adalah seorang beragama Nasrani. Ia banyak menulis buku yang berbahasa Arab dan bahasa Ibrani yang berasal dari Injil. Ia adalah seorang tua lagi buta.
Nabi menjawab: "Aku tidak bisa membaca" Jibril merangkulnya sehingga Nabi merasa sesak nafas. Jibril melepaskannya; sambil berkata: "Bacalah". Nabi menjawab: "Aku tidak bisa membaca". Lalu. dirangkulnya lagi dan dilepaskannya sambil berkata: "Bacalah". Nabi menjawab: "Aku tidak bisa membaca" sehingga Nabi merasa payah, maka Jibril membacakan ayat 1 sampai ayat 5 surah Al `Alaq Lalu Nabi SAW. dengan gemetar dan ketakutan pulang menemui istri beliau dan mengatakan: "Selimutilah aku! Selimutilah aku!". Nabi terus diselimuti sehingga hilanglah kegelisahannya. Lalu beliau menceritakan kepada Khadijah apa yang terjadi dan beliau menambahkan: "Aku sangat khawatir apa yang akan terjadi atas diriku" Khadijah berkata: "Tak usah khawatir; malah seharusnya engkau gembira; demi Allah, sekali-kali Tuhan tidak akan menyusahkanmu. Engkau menghubungkan silaturrahmi, berbicara benar. membantu orang-orang yang tidak mampu, menghormati tamu dan meringankan kesulitan-kesulitan penderita".
Kemudian Khadijah membawa Nabi SAW. menemui Waraqah bin Naufal (anak paman Khadijah). Waraqah bin Naufal adalah seorang beragama Nasrani. Ia banyak menulis buku yang berbahasa Arab dan bahasa Ibrani yang berasal dari Injil. Ia adalah seorang tua lagi buta.
Khadijah berkata kepadanya: "Wahai anak pamanku, dengarlah cerita dari anak saudaramu ini!". Lalu Waraqah bertanya: "Apakah yang ingin engkau ketahui wahai anak saudaraku?". Lalu Nabi SAW. menceritakan kepadanya apa yang telah terjadi di gua Hira'. Kemudian Waraqah berkata: "Itu adalah Jibril yang pernah datang menemui Isa A.S.; sekiranya saya ini seorang pemuda yang tangkas dan kiranya saya masih hidup ketika kaummu mengusirmu", maka Nabi bertanya: "Apakah mereka akan mengusir aku?". Jawab Waraqah: "Ya! hanya sedikit yang mengemban apa yang engkau bawa ini dan banyak yang memusuhinya, maka jika aku masih kuat hidup di waktu itu pasti aku akan membantumu sekuat-kuatnya". Tidak lama sesudah itu Waraqahpun meninggal dunia. (HR. Imam Bukhari dan Muslim)
Berdasarkan
hadis tersebut jelaslah bahwa lima ayat pertama surah Al `Alaq ini adalah
ayat-ayat Alquran yang pertama kali diturunkan sebagai rahmat dan panggilan
Allah yang pertama kali yang dihadapkan kepada Nabi SAW. Adapun ayat-ayat
lainnya diturunkan sesudah tersiarnya berita kerasulan Nabi SAW. dan sesudah
Nabi mulai mengajak orang-rang beriman kepadanya. Ajakan Nabi ini pada mulanya
disambut oleh sebahagian kecil orang-orang Quraisy, sedang kebanyakan mereka
mengejek-ejek orang yang telah beriman dan berusaha agar jangan beriman kepada
agama yang di bawa Muhammad dari Tuhannya.
Allah
menyuruh Nabi agar membaca sedang beliau tidak pandai membaca dan menulis, maka
dengan kekuasaan Allah ini beliau dapat mengikuti ucapan Jibril. Dan Allah akan
menurunkan kepadanya suatu Kitab yang akan menjadi petunjuk bagi manusia.
Maksudnya, bahwa Allah yang menjadikan dan menciptakan seluruh makhluk Nya dari
tidak ada kepada ada, sanggup menjadikan Nabi-Nya pandai membaca tanpa belajar.
خَلَقَالْإِنسَانَمِنْ عَلَقٍ
Dia telah Menciptakan manusia dari segumpal
darah.
|
Tafsir :
Dalam ayat ini Allah mengungkapkan
cara bagaimana ia menjadikan manusia, yaitu manusia sebagai makhluk yang mulia
dijadikan Allah dari sesuatu yang melekat dan diberinya kesanggupan untuk
menguasai segala sesuatu yang ada di bumi ini serta menundukkannya untuk
keperluan hidupnya dengan ilmu yang diberikan Allah kepadanya. Dan Dia berkuasa
pula menjadikan insan kamil di antara manusia, seperti Nabi SAW. yang pandai
membaca walaupun tanpa belajar.
اقْرَأْوَرَبُّكَالْأَكْرَمُ
|
Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Paling Pemurah,
|
Tafsir :
Dalam
ayat ini Allah SWT memerintahkan kembali Nabi-Nya untuk membaca, karena bacaan
tidak dapat melekat pada diri seseorang kecuali dengan mengulang-ngulangi dan
membiasakannya, maka seakan-akan perintah mengulangi bacaan itu berarti
mengulang-ulangi bacaan yang dibaca dengan demikian isi bacaan itu menjadi satu
dengan jiwa Nabi SAW.
الَّذِيعَلَّمَبِالْقَلَمِ
Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan
kalam.
|
Tafsir
:
Kemudian dengan ayat ini Allah
menerangkan bahwa Dia menyediakan kalam sebagai alat untuk menulis, sehingga
tulisan itu menjadi penghubung antar manusia walaupun mereka berjauhan tempat.
sebagaimana mereka berhubungan dengan perantaraan lisan. Kalam sebagai benda
padat yang tidak dapat bergerak dijadikan alat informasi dan komunikasi, maka
apakah sulitnya bagi Allah menjadi Nabi-Nya sebagai manusia pilihan-Nya bisa
membaca, berorientasi dan dapat pula mengajar.
الَّذِيعَلَّمَبِالْقَلَمِ
Yang
mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam.
|
Tafsir:
Allah menyatakan bahwa Dia menjadikan manusia dari 'Alaq lalu diajarinya berkomunikasi dengan perantaraan kalam. Pernyataan ini menyatakan bahwa manusia diciptakan dari sesuatu bahan hina dengan melalui proses, sampai kepada kesempurnaan sebagai manusia sehingga dapat mengetahui segala rahasia sesuatu, maka seakan-akan dikatakan kepada mereka, "Perhatikanlah hai manusia bahwa engkau telah berubah dari tingkat yang paling rendah hingga tingkat yang paling mulia, hal mana tidak mungkin terjadi kecuali dengan kehendak Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana menciptakan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.
Allah menyatakan bahwa Dia menjadikan manusia dari 'Alaq lalu diajarinya berkomunikasi dengan perantaraan kalam. Pernyataan ini menyatakan bahwa manusia diciptakan dari sesuatu bahan hina dengan melalui proses, sampai kepada kesempurnaan sebagai manusia sehingga dapat mengetahui segala rahasia sesuatu, maka seakan-akan dikatakan kepada mereka, "Perhatikanlah hai manusia bahwa engkau telah berubah dari tingkat yang paling rendah hingga tingkat yang paling mulia, hal mana tidak mungkin terjadi kecuali dengan kehendak Allah Yang Maha Kuasa dan Maha Bijaksana menciptakan segala sesuatu sesuai dengan kehendak-Nya.
عَلَّمَالْإِنسَانَمَا لَمْيَعْلَمْ
Dia mengajarkan kepada
manusia apa yang tidak diketahuinya.
|
Tafsir:
Kemudian dalam ayat ini Allah
menambahkan keterangan tentang limpahan karunia-Nya yang tidak terhingga kepada
manusia, bahwa Allah yang menjadikan Nabi-Nya yang tidak terhingga kepada
manusia, bahwa Allah yang menjadikan Nabi-Nya pandai membaca. Dialah Tuhan yang
mengajar manusia bermacam-macam ilmu pengetahuan yang bermanfaat baginya yang
menyebabkan dia lebih utama dari pada binatang-binatang, sedangkan manusia pada
permulaan hidupnya tidak mengetahui apa-apa. Oleh sebab itu apakah menjadi
suatu keanehan bahwa Dia mengajar Nabi-Nya pandai membaca dan mengetahui
bermacam-macam ilmu pengetahuan serta Nabi SAW. sanggup menerimanya.
Dengan ayat-ayat ini terbuktilah
tentang tingginya nilai membaca, menulis dan berilmu pengetahuan. Andaikata
tidak karena kalam niscaya banyak ilmu pengetahuan yang tidak terpelihara
dengan baik. banyak penelitian yang tidak tercatat dan banyak ajaran agama
hilang pengetahuan orang dahulu kala tidak dapat dikenal oleh orang-orang
sekarang baik ilmu, seni dan ciptaan-ciptaan mereka.
Demikian pula tanpa pena tidak dapat
diketahui sejarah orang-orang yang berbuat baik atau yang berbuat jahat dan
tidak ada pula ilmu pengetahuan yang menjadi pelita bagi orang-orang yang
datang sesudah mereka. Lagi pula ayat ini sebagai bukti bahwa manusia yang
dijadikan dari benda mati yang tidak berbentuk dan tidak berupa dapat dijadikan
Allah menjadi manusia yang sangat berguna dengan mengajarinya pandai menulis,
berbicara dan mengetahui semua macam ilmu yang tidak pernah diketahuinya.
Islam berasal dari kata salama yang berarti damai dan selamat. Sedangkan menurut istilah,
Islam berarti tunduk dan patuh terhadap segala apa yang diretapkan Allah, baik
yang dimuat di dalam Al-Qur’an maupun hadis Rosulullah SAW. Untuk mencapai
keselamatan dan kesejahteraan hidup, baik di dunia maupun di akhirat.
B.RUMUSAN MASALAH
1 1. Pengertian Pendidikan Islam ?
2 2. Fungsi Pendidikan Islam ?
3 3. Tantangan Pendidikan Islam ?
4 4. Manajemen IQ,EQ dan SQ untuk meningkatkan mutu
SDM ?
C. TUJUAN
1 1. Untuk mengetahui pengertian Pendidikan Islam
2 2. Untuk mengetahui apa fungsi dari Pendidikan
Islam
3 3. Untuk mengetahui tantangan yang di hadapi di
dunia Pendidikan Islam
4 4. Mempelajari bagaimana dan cara untuk
meningkatkan mutu SDM melalui manajemen IQ,EQ dan SQ
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendidikan Islam
Sebelum
di uraikan lebih lanjut tentang pengertian Pendidikan Islam,terlebih dahulu
kita ketahui apa pengertian dari pendidikan dan Islam itu sendiri.Dalam GBHN
1973 dikemukakan bahwa pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar untuk
mengembangkan kepribadian dan kemampuan didalam dan di luar sekolah dan
berlangsung seumur hidup (Sahabuddin,1985)”.Ini berarti bahwa pendidikan itu
adalah kegiatan yang diadakan atau yang dilakukan dengan sengaja,didalamnya
selalu ada maksud,ada alas an untuk apa hal itu diadkan atau dikerjakan.
Islam
adalah “damai”,tenteram atau agama yang dibawah oleh Nabi Muhammad SAW.Dengan
kitab suci Al-Qur’an Karim.( Tafsir,1992 ) Jadi kata Islam dalam pendidikan
Islam menunjukkan warna pendidikan tersebut,yaitu pendidikan yang bernuansa
islam.
Menurut
Arifin (Arifin,1993) menjelaskan bahwa : “Pendidikan Islam dapat diartikan
sebagai studi tentang proses konsep kependidikan yang bersifat progressif
menuju kearah kemampuan optimal anak didik yang berlangsung diatas nilai-nilai
ajaran islam”.
Setelah
membaca banyak pendapat-pendapat yang mengemukakan pendidikan Islam,kami
menyimpulkan bahwa Pendidikan Islam adalah usaha yang dilakukan secara sadar
melalui proses dengan tujuan “memanusiakan manusia” atau dengan kata lain
bagaimana membimbing anak menjadi manusia seutuhnya,yang beriman dan
bertakwa,serta memiliki kepribadian yang Islami dan berakhlak mulia,sehingga
dalam kehidupannya diharapkan mampu berbuat yang lebih baik bagi dirinya
sendiri dan orang lain,serta berguna bagi bangsa dan Negara.
B. Fungsi Pendidikan Islam
Fungsi
pendidikan Islam terbagi menjadi dua,yaitu fungsi secara mikro dan makro.
v Fungsi
Pendidikan Islam secara mikro adalah memelihara dan mengembalikan fitrah dan
sumberdaya insani yang ada pada subyek didik menuju manusia seutuhnya sesuai
dengan norma islam atau dengan kata lain menuju terbentuknya kepribadian
muslim.
v Fungsi
Pendidikan Islam secara makro adalah dapat di tinjau dari fenomena yang senantiasa tumbuh dan berkembang melalui
pendidikan.
Manusia berkembang dari masyarakat primitive
menuju masyarakat modern.Kedalaman dan keluasan interaksi manusia semakin
bertambah dengan berkembangnya teknologi komunikasi.berbagai macam informasi
dapat di terima dan di akses sedemikian cepat .Semakin luas wawasan dan
pengetahuan semakin maju pula pemikirannya dan seiring dengan kemajuan
pemikirannya,semakin berkembang pula kreativitasnya untuk mencipta,melakukan
eksplorasi guna memenuhi hajat hidupnya.
Kita
dapat membandingkan pola pikir dan perilaku masyarakat primitive dan modern
dalam mengatasi problematika kehidupannya.Jika masyarakat primitive,hanya
memiliki wawasan yang terbatas,maka sangat terbatas kreativitasnya.Sedangkan
masyarakat modern karena wawasannya semakin luas maka semakin tinggi
kreativitasnya.Dapat di tarik kesimpulan,fungsi pendidikan yang pertama
menumbuhkan wawasan yang tepat mengenai manusia dan lingkungannya.
Interaksi
manusia dapat berlangsung secara harmonis karena ada nilai-nilai kemanusiaan
yang disepakati bersama,antara lain kejujuran,keadilan,tolong menolong saling
menghormati.Dalam Islam,nilai-nilai tersebut tidak hanya berdasarkan norma atau
ukuran manusia tetapi berdasarkan norma Tuhan yang memiliki kebenaran mutlak
dan bersifat universal,karena biasa dinamakan nilai-nilai transcendental ilahi.
Q.S. Al-Baqarah 2:15
|
Tafsirnya :
Ayat ini menegaskan hukuman bagi orang munafik sebagai akibat perbuatan mereka yang tersebut pada ayat di atas. Allah membalas olok-olokan mereka dengan menimpakan kehinaan atas mereka dan Allah membiarkan mereka bergelimang terus dalam kesesatan dan mereka kelak akan diazab pada hari kiamat.
Ayat ini menegaskan hukuman bagi orang munafik sebagai akibat perbuatan mereka yang tersebut pada ayat di atas. Allah membalas olok-olokan mereka dengan menimpakan kehinaan atas mereka dan Allah membiarkan mereka bergelimang terus dalam kesesatan dan mereka kelak akan diazab pada hari kiamat.
Di ayat lain Allah berfirman:
وَنُقَلِّبُ أَفْئِدَتَهُمْ وَأَبْصَارَهُمْ كَمَا لَمْ يُؤْمِنُوا بِهِ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَنَذَرُهُمْ فِي طُغْيَانِهِمْ يَعْمَهُونَ
Artinya:
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepada (Alquran) pada permulaannya dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat, (Q.S Al An'am: 110)
Artinya:
Dan (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepada (Alquran) pada permulaannya dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat, (Q.S Al An'am: 110)
Tafsirnya
:
Orang-orang munafik itu tidak dapat keluar dari lingkungan kesesatan yang mengurung mereka. Rasa sombong, sifat mementingkan diri sendiri dan penyakit lainnya yang bersarang di hati mereka, menyebabkan mereka tidak dapat melihat kenyataan yang ada di hadapan mereka, yakni kenyataan bahwa Islam dan umatnya semakin tambah kuat di kota Madinah.
Orang-orang munafik itu tidak dapat keluar dari lingkungan kesesatan yang mengurung mereka. Rasa sombong, sifat mementingkan diri sendiri dan penyakit lainnya yang bersarang di hati mereka, menyebabkan mereka tidak dapat melihat kenyataan yang ada di hadapan mereka, yakni kenyataan bahwa Islam dan umatnya semakin tambah kuat di kota Madinah.
Kegagalan mereka dalam menghambat
kemajuan Islam menambah parah penyakit dalam hati mereka sehingga mereka tidak
mampu lagi menemukan dan menerima kebenaran yang dibawa Nabi Muhammad saw. Oleh
sebab itu mereka terus menerus dalam kebingungan, keragu-raguan serta keras
kepala dan tidak menemukan jalan keluar dari lingkaran kesesatan itu.
Berdasar ayat diatas,dapat disimpulkan fungsi
pendidikan islam,yakni:
v Mengembangkan wawasan yang tepat dan benar
mengenai jati diri manusia,alam sekitarnya
dan kebesaran Ilahi,sehingga tumbuh kreativitas yang baik dan benar.
v Menyucikan fitrah manusia dari sifat syirik
dan berbagai sikap hidup yang dapat mengkontaminasi fitrah kemanusiaan.
v Mengembangkan ilmu pengetahuan untuk memajukan
peradaban manusia.
C. Tantangan
pendidikan Islam
Tidak hanya Negara vsaja yang
mengalami banyak tantangan,pendidikan Islam pun juga di hadapkan oleh beberapa
tantangan.Berikut contohnya:
a. Globalisasi
Globalisasi tidak dapat dihindari dalam kehidupan bermasyarakat,tetapi globalisasi harus di sikapi dengan dewasa dan wajar.Al-Qur’an sebagai sumber akaran Islam yang utama dan pertama sudah semestinya menjadi rujukan bagi umat Islam untuk menelaah lebih lanjut isi kandungan Al-Qur’an guna kemajuan peradaban Islam itu sendiri.
Globalisasi tidak dapat dihindari dalam kehidupan bermasyarakat,tetapi globalisasi harus di sikapi dengan dewasa dan wajar.Al-Qur’an sebagai sumber akaran Islam yang utama dan pertama sudah semestinya menjadi rujukan bagi umat Islam untuk menelaah lebih lanjut isi kandungan Al-Qur’an guna kemajuan peradaban Islam itu sendiri.
b. Anggapan tertutupnya pintu Ijtihad
Ijtihad
sebagai usaha sungguh-sungguh menyelesaikan problematika hukum Islam,digunakan
untuk mencari kepastian hukum karena dinamika masyarakat yang semakin pesat.
Anggapan
tertutupnya pintu ijtihad adalah opini
yang keliru,karena Al-Qur’an menyuruh manusia untuk senantiasa berpikir
seoptimal mungkin.
D. Manajemen
IQ,EQ dan SQ untuk meningkatkan mutu SDM
Manusia adalah makhluk istimewa
dibanding makhluk lain.Letak istimewanya adalah dimiliknya otak sebagai akal
pikiran atau kecerdasan intelligency
(IQ),kecerdasan emosional (EQ),dan kecerdasan spiritual (SQ).
Kecerdasan intelektual (IQ) adalah
syarat minimum kompetensi.Artinya,untuk mencapai prestasi yang gemilang,kecerdasan
spiritual lebih besar berperan.
Kecerdasan emosi baru di kenal secara
luas pada pertengahan 90-an dengan diterbitkannya buku Daniel Goleman :
Emotional Intelligence.Goleman menjelaskan,kecerdasan emosi adalah kemampuan
untuk mengenali perasaan kita sendiri,dan kemampuan memotivasi diri sendiri,dan
kemampuan mengelola emosi dengan baik pada diri sendiri dan dalam hubungan
dengan orang lain.
Kecerdasan spiritual.Banyak pendapat
yang menjelaskan tentang istilah ini,salah satunya pendapat menurut Danah Zohar
(2001),kecerdasan spiritual (SQ) adalah “kecerdasan yang bertumpu pada bagian
dalam diri kita yang berhubungan dengan kearifan di luar ego atau jiwa sadar.”
Ketiga kecerdasan itu mestinya
beriringan untuk bekerjasama sehingga menjadi manusia yang paripurna.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Pendidikan Islam memiliki ciri khas
tersendiri dalam merumuskan tujuan yang ingin di capai melalui kegiatan
pendidikan tersebut.Dalam artian bahwa tujuan yang ingin dicapai harus sesuai dengan
tuntutan dan ajaran Islam.Esensi dasar manusia di ciptakan oleh Allah SWT.Dalam
surat Adz-Dzariat : 56 berbunyi :
“Dan aku tidak menciptakan jin dan mannusia
kecuali supaya mereka menyembah kepada-ku”
DAFTAR
PUSTAKA
0 komentar:
Posting Komentar